Sabtu, 04 Juni 2022

Jurnal Refleksi Dwimingguan 1


Dalam jurnal Refleksi Dwimingguan 1 ini, saya menggunakan model 4F (Facts, Feelings, Findings, Future). 

Sabtu, 4 Juni 2022. Jurnal refleksi dwimingguan 1 oleh Mukhsinatul Badriyah, S.Si 

Guru adalah sebagai panutan atau suri tauladan bagi anak didiknya yang harus dicontoh, dihormati, dan diikuti segala keinginannya, akan tetapi tidak semua guru mempunyai pembelajaran yang bagus untuk muridnya tergantung dari guru tersebut, apakah aktif dalam kegiatan pembelajaran atau tidak, yang mana selama ini sebagian guru dalam pembelajarannya hanya berpusat pada guru. Saya saja juga sering menggunakan pembelajaran yang berpusat pada gurunya, karena melihat situasi anak-anak di sekolahan saya kalau disuruh belajar sendiri dan berliterasi sulitnya minta ampun, mereka maunya kita sebagai guru yang menerangkan, membacakan materinya, dan memberikan contoh dan pengerjaannya dll. Begitulah yang diinginkan anak didik di sekolahan saya. Jadi ya saya berusaha menuruti kemauan mereka dengan cara tersebut, lalu dalam benak saya dan juga pikiran saya, kalau cara mengajarnya tiap hari seperti ini, mereka tidak akan bisa berkembang, mandiri, tidak bisa mempunyai rasa tanggung jawab, akan tidak aktif, dan tidak bisa bernalar sesuai yang diharapkan pada kurikulum sekarang. Apakah saya sebagai pendidik akan terus mengajarnya seperti itu? Tentu tidak menurut saya. Saya harus bisa merubahnya. 

Jadi saya sebagai seorang pendidik untuk menyelesaikan masalah saya dalam Pembelajaran di kelas itu, saya mencoba mengikuti berbagai pelatihan atau workshop baik online maupun offline untuk meningkatkan kompetensi saya dalam pembelajaran. Selain itu untuk meningkatkan kompetensi saya dan merubah pembelajaran saya untuk lebih aktif dan menyenangkan bagi murid saya,  saya mencoba mendaftar calon guru penggerak, awalnya saya itu ragu, apakah aku nanti bisa lolos dalam calon guru penggerak ini padahal yang mendaftar sudah puluhan ribu. Waktu itu pengawas sekolah saya yang memotivasi saya untuk harus ikut dan pasti lolos, beliaunya bilang begitu dan tak lupa kepala sekolah saya juga mendukung, serta suami saya juga mendukung penuh, akan tetapi sebagian teman-teman saya bilang buat apa ikutan seperti itu bikin capek saja, tetapi saya bilang ke teman-teman saya, saya mengikuti guru penggerak juga tidak rugi nanti kan bisa dapat ilmu baru yang untuk memperbaiki pembelajaran saya. Akhirnya Bismillahirrohmanirrohim mantap sudah berarti saya harus daftar calon guru penggerak. Mulai tes dari tahap 1 sampai tahap 2 alhamdulillah saya lolos calon guru penggerak dan mengikuti pendidikan selama 6 bulan. Mulai awal pendidikan program guru penggerak adalah 18 Mei 2022 dengan Lokakarya perdana atau lokakarya orientasi pada tanggal 21 Mei 2022 di Aliante Hotel Malang. Dari mengikuti lokakarya orientasi tersebut, saya mendapatkan banyak ilmu baru yang sungguh luar biasa, suatu ilmu yang sangat diharapkan oleh Ki Hajar Dewantara pada pendidikan. Dimana guru atau pendidik itu harus mampu menuntun bukan menuntut anak, padahal selama ini kita sebagai guru banyak yang menuntut anak harus ini harus itu, padahal itu seharusnya tidak dianjurkan. Yang seharusnya adalah menuntun anak untuk menjadi lebih baik sesuai dengan kodratnya atau bisa dikatakan merdeka belajar. Yang berguna untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya terhadap anak didik kita, itu menurut tujuan pendidkan Ki Hajar Dewantara. Selain itu di lokakarya orientasi saya juga mendapatkan hal baru yaitu tentang membuat kesepakatan kelas, dimana dengan kesepakatan ini melatih anak untuk bisa bertanggung jawab dan disiplin dengan suatu hal yang sudah dibuat atau disepakati di kelas nya. Sungguh luar biasa pemikiran Ki Hajar Dewantara pada pendidikan. Kita sebagai pendidik ibarat seorang petani, dan siswanya sebagai benih-benih yang beraneka ragam. Jadi benih tersebut tergantung oleh petaninya meskipun ditanam di tanah gersang maupun subur akan tumbuh menjadi baik atau tidak. Begitu juga guru, apakah bisa menuntun anak didiknya menjadi lebih baik dengan watak anak didik yang beraneka macam. Jadi dengan mengikuti program pendidikan guru penggerak ini, bisa merubah diri saya sebagai guru untuk lebih aktif dan menuntun muridnya menjadi lebih baik serta harus mampu membuat pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. 


Awalnya perasaan saya sedih kalau melihat peristiwa yang saya alami, yang pembelajarannya berpusat pada guru, karena tidak bisa memberikan ruang belajar ke anak-anak didik kita untuk lebih aktif dan bernalar kritis. Tetapi setelah saya mengikuti pendidikan program guru penggerak, perasaan saya sungguh sangat luar biasa bahagianya, seperti kayak ada semangat baru yang menggebu-gebu karena nantinya bisa memotivasi saya untuk meningkatkan kompetensi pembelajaran saya menjadi lebih baik lagi. Dan disamping itu pula bisa merubah pembelajaran saya yang awalnya hanya berpusat pada guru, maka sekarang dan seterusnya pembelajaran akan berpusat pada siswa, guna melatih siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan bernalar kritis sehingga bisa memenuhi tantangan zaman abad 21 ini. Selain itu anak didik kita juga merasa senang dengan model pembelajaran yang akan saya ajarkan. Sebab sekarang tugas guru adalah menuntun anak didik kita menjadi lebih baik sesuai kodratnya. 


Pembelajaran yang saya dapatkan setelah mengikuti program guru penggerak dengan memahami modul 1.1 tentang Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara ini, guru harus sebagai agen perubahan, dimana perubahan yang dimaksud itu, guru harus mampu menuntun anak didiknya menjadi lebih baik sesuai kodrat keadaannya, dan juga mampu membentuk budi pekerti anak didik. Selain itu hikmahnya mengikuti pendidikan program guru penggerak ini, saya akan memberikan model pembelajaran yang aktif dan menyenangkan terhadap anak didik saya dengan berbagai macam inovasi pembelajaran agar mereka (anak didik) tidak bosan dan mudah memahaminya. Serta saya akan memasukkan permainan-permainan yang mendidik dalam proses pembelajaran saya. 


Harapan saya sebagai pendidik harus mampu merubah pembelajaran menjadi lebih baik, aktif, dan menyenangkan. Dengan pembelajaran seperti itu akan membuat anak didik kita antusias, senang dalam belajarnya, dan bisa tercapai kesuksesan yang diinginkan anak-anak tersebut. Kita sebagai guru jangan pernah berkata kasar, marah, ataupun menuntut pada anak didik kita jika pembelajaran kita berhasil dan sukses. Kita sebagai guru dituntut untuk lebih sabar dan menuntun anak didik kita menjadi lebih baik budi pekertinya. 


Adapun aksi nyata yang saya lakukan setelah saya mendapatkan ilmu baru dari pendidikan program guru penggerak ini, saya mencoba memahami materi yang akan saya ajarkan ke dalam bentuk lagu sehingga membantu anak untuk mengingat materi dan memahami materi yang saya ajarkan dan bisa membuat anak didik kita senang, disamping itu juga untuk mengetahui tingkat kemampuannya saya memberikan model pembelajaran kapal menyapa, dimana di dalam kapal tersebut ada satu pertanyaan dan satu jawaban yang diterbangkan bersama-sama dan tiap anak harus mendapatkan kapal tersebut. Dari situ kita sebagai pendidik bisa tahu sejauh mana anak didik memahami materi yang telah disampaikan. Dengan cara seperti ini mereka sangat antusias sekali, bersemangat belajar, dan aktif, tidak membosankan, serta bisa bernalar kritis. Saya berharap semoga anak didik saya sukses dan berhasil. Hasil pembelajaran yang saya dapatkan hari ini bisa membuat mereka senang, aktif, antusias, fokus, dan semangat adalah hal yang luar biasa. Salah satu dari anak didiknya saya yang bernama Wulan dari kelas XI MIPA memberikan testimoninya bahwa pembelajaran yang didapatkan hari ini sangat menyenangkan dan bisa dengan mudah memahami materinya karena metode pembelajarannya menyenangkan melalui permainan dan sebuah lagu. 














0 komentar:

Posting Komentar

REFLEKSI PEMBELAJARAN TERHADAP ANAK ISTIMEWA

Senin, 5 September 2022  Refleksi Pembelajaran Matematika di SMAS Islam Al-Hikmah Bululawang oleh Mukhsinatul Badriyah, S.Si.  Sekolah saya ...