Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Pelatihan Kurikulum 2013

Penutupan Pelatihan kurikulum 2013 di SMA TAZKIA MALANG

Prosesi Wisuda Yayasan

Prosesi wisuda siswa dalam satu yayasan AL-HIKMAH BULULAWANG TAHUN 2018

Selasa, 31 Mei 2022

Koneksi Antar Materi Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

 

 



Ki Hajar Dewantara adalah pelopor pendidikan, pendobrak radikal pembaharuan pendidikan. Karena itu pendidikan yang ada hanya untuk golongan tertentu saja, namun dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara menginginkan pendidikan yang dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia dan gebrakan yang beliau lakukan kemudian beliau dijuluki sebagai Bapak Pendidikan Nasional.

Gebrakan yang beliau lakukan adalah dengan mendirikan taman siswa. Taman siswa bertujuan untuk memberikan kesempatan dan hak pendidikan yang sama bagi rakyat pri bumi Negara Indonesia seperti yang dimiliki para priyayi dan orang-orang Belanda. Taman berarti tempat bermain yang menyuguhkan keindahan, jadi di sini pendidikan sebagai tempat pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.

Adapun tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.

Dengan semboyan yang diutarakan Ki Hajar Dewantara adalah Ing ngarso sung tulodho (di depan memberi suri tauladan atau contoh), ing madyo mangun karso (di tengah memberi semangat), dan tut wuri handayani (dari belakang memberikan dorongan). Dari semboyan inilah semboyan tut wuri handayani dijadikan semboyan pendidikan bangsa, yang mana berarti seorang pendidik dari belakang memberikan dorongan kepada anak di dalam pembelajaran.

Pendidikan sejatinya adalah memerdekakan manusia, bebas dari segala ikatan dan tekanan tentunya pendidikan berhamba pada anak, ini diartikan pendidikan berorientasi pada anak atau berpusat pada anak. Pendidikan memberikan pelayanan pada anak dengan memperhatikan harkat dan martabat pendidik.

Pendidikan diibaratkan sebagai persemaian berbagai macam benih, guru diibaratkan sebagai petani yang merawat benih dan murid diibaratkan sebagai benih yang beragam untuk ditanam. Jadi dapat disimpulkan bahwa di dalam dunia pendidikan, semakin bagus pendidik dalam memberikan pelayanan kepada murid, semakin bagus hasil potensi dari anak, meskipun murid itu bukan merupakan benih yang baik.

Pendidikan adalah landasan atau prinsip pendidikan yang bertautan dan bergabung menjadi satu kesatuan seperti tata surya yang tercipta di alam semesta. Ki Hajar Dewantara mengenalkan asas tri kon yaitu kontinu berarti terus menerus dan berkesinambungan, konvergen berarti adanya perpaduan, dan konsentris berarti adanya penyatuan atau terpusat. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan berlangsung terus menerus dan berkesinambungan, adanya perpaduan antara pendidikan local dengan pendidikan luar akan menambah nilai pendidikan kita miliki akan tetapi tetap pendidikan harus berpusat pada pendidikan nasional yang berdasar pada pancasila.

Intisari dari pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah budi pekerti. Budi terbagi dari Cipta (menanamkan pikiran), Rasa (memperhalus perasaan), dan Karsa (memperkuat kemauan), sedangkan pekerti adalah tenaga yang artinya menyehatkan jasmani atau raga. Keselarasan budi pekerti nantinya akan menciptakan sebuah Karya. Budi pekerti dibentuk di alam keluarga, karena alam keluarga menjadi tempat utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi anak. 

Perubahan pendidikan berkaitan dengan budi pekerti anak namun perlu di ingat kembali bahwa pendidkan haruslah berdasarkan pada kodrat keadaan anak yaitu kodrat alam (berkaitan dengan keadaan yang dimiliki oleh anak baik berupa tempat tinggal maupun lingkungan sekitar) dan kodrat zaman (berkaitan dengan masa atau waktu yang dilewati oleh anak). 

Dari aspek budi pekerti dan kodrat yang dimiliki anak menjadi bagian terpenting dalam hal pendidikan. 

Hasil yang didapatkan dalam pendidikan sesuai pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah pendidikan yang menyeluruh dan seimbang akan menciptakan budi pekerti dan budi pekerti akan mewujudkan suatu kebijaksanaan yang mendukung potensi anak untuk dapat bertumbuh kembang secara mandiri sesuai dengan kodratnya.


Koneksi Antar Materi Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

Saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul 1.1 adalah: (1) Pembelajaran lebih berpusat pada guru (teacher center). Sebelum saya mempelajari modul 1.1, saya sangat mempercayai bahwa pembelajaran itu pusatnya adalah pada guru, guru memberikan segalanya kepada siswa tanpa memperdulikan apapun, jadi guru adalah pusat dari segala pembelajaran. (2) Mengutamakan kemampuan kognitif dan kurang memperhatikan karakteristik setiap anak. Jadi awalnya sebelum saya mempelajari ini, saya berfikir bahwa mengajar itu hanya memberikan kemampuan pengetahuan saja atau kognitif karena saya kurang memperhatikan karakteristik setiap anak. Di dalam satu kelas itu adalah memiliki karakter yang berbeda-beda tetapi saya berikan satu titik saja yaitu kemampuan kognitif. (3) Ada batasan hubungan interaksi antara guru dan murid. Jadi seperti di awal tadi hubungannya antara guru dan siswa kurang terkoneksi dengan baik, hanya guru saja yang memberikan ilmunya, mentransfer ilmunya tanpa memperhatikan anak tetrsebut.


Yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah pembelajaran modul 1.1 sesuai permasalahan saya tadi adalah (1) Pendidik itu menuntun dan pendidik harus bisa mengembangkan minat dan bakat anak sesuai kodrat anak, Pendidikan harus sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, Pendidikan dan kebudayaan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan menjadi satu kesatuan. (2) Pembelajaran berpusat pada siswa, karena setiap anak unik dan istimewa. (3) Hakikatnya mengarahkan potensi anak yang di anugrahkan Tuhan YME, supaya mencapai keselamatan dan kebahagiaan. (4) Pendidikan yang mengarahkan pada cipta, karsa, dan karya. (5) Dunia anak adalah dunia permainan sehingga pembelajaran harus menyenangkan dan memerdekakan anak dan memberikan kebebasan pada anak yang kita kenal sebagai kurikulum merdeka. Memberikan kebebasan kepada anak tetapi kita harus siap menuntun anak tersebut sehingga tidak keluar dari norma-norma pendidikan itu sendiri. (6) Pendidik sebagai pamong memposisikan diri sebagai orang tua kandung murid (pendidik dan murid ibarat sebuah keluarga) sehingga kita bisa lebih enak, lebih mudah dalam memahami siswa apa kemampuan siswa, apa yang dimiliki oleh siswa kita bisa kembangkan lebih baik lagi karena kita sebagai fasilitator bagi anak. (7) Pendidikan dan Kebudayaan itu berjalan beriringan tidak bisa dipisahkan. (8) Profil pelajar Pancasila harus kita wujudkan. 

(9) Pendidikan secara holistik dan divergen terhadap pontensi peserta didik baik IQ, EQ dan SQ. (10) Guru sebagai Agent of change harus mengambil peran dalam transformasi pendidikan (sesuai kodrat zaman) dan (11) Menciptakan student wellbeing , teacher wellbeing, kemudian juga mengarah ke 6cs (Kecakapan pendidik dan peserta didik di era society 5.0)


Yang segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah: (1) Pembelajaran berpusat pada siswa dan memahami karakteristik setiap siswa jadi tidak harus sebagai teacher center, guru bukan satu-satunya sumber yang bias didapatkan oleh anak, anak bias mencari di berbagai sumber untuk mendapatkan ilmunya. (2) Dalam pembelajaran menyisipkan nilai-nilai kebudayaan local. Dalam hal ini karena saya CGP Angkatan 5 Kabupaten Malang, maka saya akan menyisipkan nilai-nilai kebudayaan local yamg khususnya di kabupaten Malang. (3) Memperbanyak permainan dalam pembelajaran agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan, dalam hal ini permainan bias berupa metode, model-model pembelajaran atau yang paling tepat adalah menggunakan media pembelajaran yang menyenangkan, sehingga kelas tersebut bias menjadi kelas yang menyenangkan sehingga anak-anak lebih mudah dalam menangkap sebuah pembelajaran.  Karena dengan permainan dapat menumbuhkan berpikir kritis dan problem solving. (4) Memposisikan diri sebagai orang tua murid, dan anak didik sebagai anak kandung sehingga hubungan kami semakin dekat dan lebih terbuka. Inilah yang menjadikan kita akan lebih dekat, lebih mudah untuk memahami siswa, siswapun tidak takut untuk mempresentasikan, untuk mengungkapkan, untuk memberikan sebuah ide-idenya karena mereka lebih dekat dengan kita. (5) Mewujudkan profil pelajar Pancasila. (7) Pendidikan secara holistik dan divergen terhadap pontensi peserta didik baik IQ, EQ dan SQ sehingga Guru sebagai Agent of change harus mengambil peran dalam transformasi pendidikan (sesuai kodrat zaman). (8) Menciptakan student wellbeing , teacher wellbeing, kemudian juga mengarah ke 6cs (Kecakapan pendidik dan peserta didik di era society 5.0) dan (9) mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi. 


Bapak dan ibu yang saya hormati, itulah paparan saya mengenai kesimpulan dan refleksi setelah saya mempelajari modul 1.1.

Terima kasih dan semoga bermanfaat. 




Senin, 30 Mei 2022

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.1 melalui Infografis

Dalam memahami Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara bisa melalui Infografis. Digambarkan dan dijabarkan melalui Infografis ini, akan menjadi semakin paham dan mengerti tentang Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara pada Pendidikan.


Semoga Infografis Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara pada Pendidikan ini bermanfaat. 


Demonstrasi Kontekstual Modul 1.1 melalui Puisi TELELET

Untuk memahami Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara, saya mencoba menuangkan pemikirannya ke dalam bentuk puisi TELELET.


Semoga puisi TELELET ini bermanfaat, sehingga bisa memahami Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara pada Pendidikan. 

Lokakarya Orientasi PPGP Angkatan 5 Kab. Malang



Lokakarya Orientasi Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) Angkatan 5 Kab. Malang dinamakan dengan Lokakarya Orientasi. Dalam Lokakarya Orientasi ini dibagi menjadi 2 (2 hari) di hotel yang berbeda pula, karena CGP Angkatan 5 Kab. Malang terlalu banyak CGPnya. Sungguh bahagia dan senang sekali di angkatan 5 ini, para CGP didampingi Kepala Sekolah dan Pengawasnya untuk melihat langsung para CGPnya mengikuti PPGP yang akan berlangsung selama 6 bulan.

Saya dan teman-teman guru hebat CGP Angkatan 5 Kab. Malang kelas 62 bertepatan hari sabtu tanggal 21 Mei 2022 mengikuti lokakarya orientasi di Aliante Hotel mulai pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB. Dengan fasilitator bapak Didik Supriyadi dan Pengajar Perakteknya Miss Wazna dan bu Indah. 

Dan CGP Angkatan 5 perwakilan dari kecamatan Bululawang itu ada bu Wida dari TK PGRI 3 Bululawang, bu Sri Utami dari SDN Krebet 1 Bululawang, bapak Dzikrullah Hakam dari SMP Al-munawariyah, dan bu Badriyah dari SMAS Islam Al-Hikmah Bululawang, sedangkan teman-teman yang lain dari pakisaji dan gondanglegi. 



Dalam mengikuti lokakarya orientasi ini sungguh luar biasa sekali, karena disamping mendapatkan ilmu baru, juga mendapatkan teman dan saudara baru.

Semoga kami dari kelas 62 CGP Angkatan 5 Kab. Malang sukses menjadi Guru Penggerak. Tergerak, bergerak, dan menggerakkan.



Terima kasih bapak Kepala Sekolah Aba H. Nur Hamim dan para pengawas saya (bapak Pi'i, bu Sri Subekti, dan bu Nanik) yang telah memberikan dorongan dan dukungan untuk mengikuti PPGP ini. Semoga beliau semua selalu diberikan kesehatan dan lindungan dari Allah SWT. 

REFLEKSI PEMBELAJARAN TERHADAP ANAK ISTIMEWA

Senin, 5 September 2022  Refleksi Pembelajaran Matematika di SMAS Islam Al-Hikmah Bululawang oleh Mukhsinatul Badriyah, S.Si.  Sekolah saya ...